Sabtu, 19 Juli 2014

Sampah, Kebersihan dan Kepribadian

Kebersihan adalah refleksi dari kepribadian kita. Orang dengan penampilan bersih dan rapi mempunyai kepribadian yang baik pula. Penampilan luar bisa menjadi acuan untuk menilai kepribadian seseorang. Cara kita dalam mengolah sampah juga menjadi bagian dari kepribadian kita sendiri. Sampah adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari dan diperlukan cara yang bijak untuk mengolahnya tanpa menganggu keseimbangan lingkungan hidup. Oleh karena itu, luangkan sedikit waktu untuk membenahi kepribadian diri sendiri dan mengolah sampah secara tepat. Mulailah dari diri sendiri.

Cara yang tepat dalam mengelola sampah sangat mudah untuk dipahami dan dilakukan, tetapi tidak semua orang peduli terhadap kebersihan lingkungan dan mau melakukan sesuatu untuk menjaganya. Sampah akan menjadi ancaman besar bagi lingkungan hidup jika tidak dikelola dengan baik. Buanglah sampah pada tempatnya untuk menunjukkan partisipasi dan kepedulian Anda dalam menjaga kebersihan lingkungan. Cara ini memang sangat sederhana, tetapi bisa membawa perubahan besar bagi lingkungan. Lihatlah kota-kota besar di Indonesia. Bagaimanakah kondisi lingkungan di kota dengan kepadatan penduduk tinggi? Salah satu kota terbesar di Indonesia adalah Jakarta. Sebagai ibukota negara, tentunya banyak orang tertarik untuk mencari rejeki di kota yang menjanjikan peluang ini. Akibatnya, Jakarta menjadi kota dengan kepadatan penduduk paling tinggi dan polusi menjadi tidak terkendali. Ironisnya, Jakarta kurang menyediakan ruang yang cukup untuk taman kota dan penghijauan jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya yang semakin meluap. Meskipun taman telah dibangun di daerah perkotaan, kondisinya tidak terlalu terawat. Masih banyak pengunjung yang membuang sampah sembarangan tanpa etika. Taman yang seharusnya menjadi tempat rekreasi warga kota untuk menikmati pemandangan indah dan sejuk menjadi tempat kotor yang dipenuhi sampah.

Cerita yang sama juga sering kita jumpai di konser musik. Pemandangan seperti apakah yang biasa Anda saksikan setelah konser selesai? Tumpukan sampah yang berserakan. Pemandangan yang sama juga bisa kita temui di sungai kota Jakarta. Sungai menjadi tempat penampungan sampah dan menimbulkan bau tidak sedap. Perumahan kumuh dibangun membelakangi sungai dan sungailah yang menjadi tempat pembuangan sampah. Pemandangan tersebut sering kita temukan di kota besar. Jika Anda pergi berwisata ke pantai, sampah berserakan adalah pemandangan yang tidak sulit ditemukan. Kondisi WC dan kamar mandi di tempat umum juga bernasib sama. Pengguna fasilitas umum seakan-akan kurang peduli terhadap pentingnya kebersihan. Pengelolaan sampah bukan hanya mencerminkan kepribadian individu, tetapi juga kepribadian bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditunjukkan oleh sikapnya dalam mengelola sampah.

Mungkin kita perlu bercemin ke negara lain dalam mengelola sampah secara baik dan tepat. Sikap kita terhadap sampah menunjukkan kepribadian kita. Orang berkepribadian baik pasti peduli terhadap lingkungan dan mengelola sampah secara tepat. Tidak mudah untuk melakukan hal ini karena diperlukan perubahan pola pikir dan perilaku. Mungkin kita seringkali menganggap sampah sebagai buangan, sesuatu yang bisa kita buang sesuka hati. Sampah bisa dibuang di mana saja sesuka kita. Pola pikir ini tidaklah benar karena sampah akan menjadi ancaman serius jika tidak dibuang di tempat yang tepat dan dikelola secara tepat. Orang Eropa tidak membangun rumah membelakangi sungai. Mereka membangun rumah di belakang sungai dan sungailah yang menjadi latar depan. Mereka tentu tidak ingin merusak keindahan rumah mereka dengan mengotori sungai dengan tumpukan sampah. Orang yang membuang sampah sembarangan bisa didenda dalam jumlah yang tidak sedikit di luar negeri. Sedikit pelanggaran akan menimbulkan kerugian materi. Dengan hukuman yang tegas, pelanggaran seringan apapun bisa ditindaklanjuti tanpa pandang bulu.